SARKASME SANG JENIUS

Gue fikir semua orang yang kita kenal bakalan care sama kita. Tapi malam ini gue baru sadar setiap orang yang care dengan kita kebanyakan hanya care kulit luarnya, gosong di dalamnya.
Saya rasa setelah beberapa bulan gue kuliah, gue belum menemukan banyak orang yang bener - bener care sama gue. Terkadang niat gue mau care malah berujung gue di permainkan dalam ruang lingkup gue sendiri.
Seperti malam  ini, saat gue bener - bener care sama kelas gue, gue di permainkan sama orang yang ada di atas gue dan lebih pintar dari gue,
Jadi gini kejadiannya, kemarin waktunya kelas gue untuk mendemokan tugas yang mereka kerjakan selama satu minggu, namun saat waktunya demo di mulai banyak dari temen - temen gue yang gak demo sampai akhir waktu.
Nah beberapa hari kemudian di suatu grup ada seorang trainer kelas lain yang ngepost tugas tambahan untuk mahasiswa yang belum mendemokan tugas yang mereka kerjakan selama satu minggu, alhasil teman - teman gue pada ngepost di grup kelas gue,, gue heran jelas - jelas gue udah bilang kalau itu bukan untuk kelas gue, alhasil gue pun tanya kepada trainer kelas gue, dan loe tau apa responnya?
jadi percakapan itu di mulai begini
gue : "Mas itu gak ada tugas tambahan buat temen - temen yang beum demo kah?"
(gue begini karena, gue care sama kelas gue, kita sama - sama kuliah pengen dapat nilai bagus demi nyenengin orang tua) dan oe tau apa responnya?
x : "Kamu mau?"
gue : " Saya cuma mewakilkan suara teman - teman saya yang belum demo, mereka ingin nilai"
x : "Kalau gitu tugasnya untuk semua, semua untuk satu dan satu untuk semua"
y : "Teknik itu satu"
gue : " yaudah yang demo satu nilainya buat anak sekelas "
x : "PD amat kamu, emangnya dapat nilai berapa?"
gue : " gak tau "
itu lah secara garis besar percakapan gue, sampe akhirnya ujungnya gue jadi sasaran permainan mereka, gue di suruh ngejelasin materi yang gue belum kuasain ke teman - teman gue,

Gue mikir dalam batin gue gue berkata, suatu hari gue bakalan jadi trainer dan gue gak akan biarin mahasiswa kelas gue sampai gak dapat nilai, gue yakin mereka udah usaha, gue sadar mereka ingin nilai bagus demi bokap dan nyokapnya, tapi sikap trainer yang suka - suka hati mereka ini yang gue gak bisa terima, mereka pintar tapi mereka gak pernah care sama orang lain. Mungkin hati mereka batu, dan mungkin mereka belum pernah merasakan apa yang gue dan teman - teman gue rasakan,
Dan gue rasa merekalah si jenius yang gak berperasaan, semoga mata dan hati mereka di bukakan oleh tuhan, bahwa setiap perbuatan pasti ada balasannya dari Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Readers